Penyucian Hati

Tingkatan dan Macam dari Kesabaran

Fairuz Abadi menjelaskan, tingkatan sabar ada lima; shabir, mushthabir, mutashabbir, shabu, dan shabbar. Shabir adalah tingkatan paling umum. Musthabir adalah orang yang meraih kesabaran karena mendapat ujian. Mutashabbir adalah orang yang memaksakan dan mendorong diri untuk bersabar.

Shabur adalah orang yang memiliki kesabaran besar, melebihi kesabaran orang lain. Shabbar adalah orang yang sangat sabar. Kesabaran yang ini terkait ukuran dan kuantitas, sementara kesabaran tingkat sebelumnya terkait sifat dan kualitas.”

Dzun Nun Al-Mishri menuturkan, sabar memiliki sejumlah istilah dan kondisi sesuai perbedaan situasi. Menahan diri dari berbuat maksiat disebut sabar, tidak disebut yang lain, kebalikan dari keluh kesah. Sabar dalam peperangan namanya berani, kebalikan dari penakut.

Sabar menghadapi Musibah yang membuat orang gelisah namanya lapang dada, kebalikan dari sifat suka bicara ngelantur dan mengeluh kesana kemari. Sabar menghadapi kenikmatan hidup namanya zuhud, kebalikan dari sifat rakus. Sabar menerima bagian dunia yang tidak seberapa namanya gana‘ah, kebalikan dari sifat tamak.

Macam-macam Sabar

Abu Umar menuturkan, “Saya pernah bertanya kepada Al-Hulaimi tentang sabar, ia menjelaskan, ‘Sabar ada tiga macam pertama : sabar menjalani ketaatan kepada Rabb Yang Maha Perkasa, kedua : sabar menjauhi segala kemaksiatan, ketiga: sabar menghadapi kesabaran dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan’”

Ibnul Qayyim menyatakan, “Berdasarkan kaitannya, sabar ada tiga macam : sabar dalam menjalankan segala perintah dan ketaatan, sabar menjauhi segala larangan dan pelanggaran agar tidak terjerumus padanya, sabar menerima takdir agar tidak marah pada ketentuan takdir.”

Fairuz Abadi menyatakan, sabar ada tiga macam : pertama, sabar karena Allah. kedua, sabar bersama Allah, ketiga sabar untuk Allah.

Dari sisi Kaitannya dengan hukum yang lima (wajib, mandub, mubah, makruh, dan haram), sabar terbagi menjadi:

Sabar wajib : Yaitu kesabaran yang diperintahkan dalam segala kondisi mencakup tiga jenis; sabar menjalankan ketaatan, sabar menjauhi kemaksiatan, dan sabar menerima qadha dan qadar. Inilah pengertian sabar secara umum.

Sabar mandub : Yaitu sabar menjalankan hal-hal yang dianjurkan yang berpahala jika dikerjakan, dan tidak mendatangkan hukuman jika ditinggalkan. Demikian halnya sabar menjauhi hal-hal makruh yang berpahala jika ditinggalkan, dan tidak mendatangkan hukuman jika dilakukan.

Misalnya, makan bawang putih dan bawang merah, setelah itu pergi ke masjid dengan bau tidak sedap. Demikian halnya bersabar atas gangguan orang lain melalui kata-kata maupun tindakan, dengan mengharap pahala dari Allah. Yang bersangkutan berhak membalas perlakuan tidak baik tersebut, namun lebih baik jika dihadapi dengan sabar.

Sabar mubah : Yaitu sabar menjalankan hal-hal mubah, juga amalan-amalan yang sama baiknya antara dikerjakan atau ditinggalkan. lbnul Qayyim menjelaskan, “Sabar mubah adalah sabar yang sama dua sisinya, boleh memilih antara melakukan atau meninggalkan hal itu.”

Sabar makruh : Yaitu sabar meninggalkan hal-hal mubah atau sangat diperlukan, namun dalam sabar ini ada bahaya bagi jasad dan lainnya. Contoh : sabar tidak makan dengan dalih zuhud hingaa tubuh menjadi kurus. Ini namanya sabar yang makruh. Demikian halnya sabar untuk melakukan hal makruh, ini sabar yang makruh. Termasuk pula sabar untuk tidak melakukan sesuatu yang dianjurkan.

Sabar haram : Yaitu sabar (tetap) menjalankan segala hal yang diharamkan, dan sabar (tetap) tidak melakukan hal wajib. Orang yang sabar tidak makan dan minum sampai mati, hukumnya haram dan terlarang. Termasuk kesabaran jenis ini adalah sabar menghadapi sesuatu yang mematikan, seperti menghadapi hewan buas, ular, malapetaka dan lainnya. Contoh-contoh sabar terlarang lainnya adalah tetap sabar menjalankan kebiasaan, tradisi dan bidah-bid’ah yang melanggar agama dan syariat.

Pembagian dalam tingkatan kesabaran beserta macamnya diatas merupakan kutipan dari buku dahsyatnya energi sabar yang ditulis oleh Musthafa Syaikh Ibrahim Haqqi dan diterbitkan oleh Multazam. Semoga menjadi pengetahuan bagi kita dalam memahami tingkatan dan macam sabar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *