Ibadah

Shalat Subuh Merupakan Penyebab Seseorang Masuk Surga

keutamaan shalat subuh

Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dengan sanadnya, bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa melaksanakan dua shalat Bardain, ia masuk surga” (HR Bukhari). Shalat Bardain adalah shalat Subuh dan Asar. Disebut bardain (dua waktu dingin) karena keduanya dilaksanakan pada dua waktu dinginnya siang, tepatnya pada kedua ujung siang, ketika suasana teduh dan tidak ada terik panas.

Setelah adanya janji Ilahi ini, apakah engkau, masih merasa tidak akan masuk surga kalau engkau senantiasa melaksanakan shalat Subuh? Penulis katakan kepadamu, “Mahaagung Dzat yang tidak pernah menyalahi janji.”

Tidakkah engkau bersegera dan membulatkan tekad untuk masuk surga? Bagaimana engkau meragukan janji Rabbmu sendiri? Padahal orang-orang Nasrani saja percaya dengan janji bapak-bapak (pastur) dan rahib-rahib (pendeta) yang menjual kaplingan surga kepada mereka hanya dengan beberapa keping uang yang tak seberapa. Padahal bapak dan rahib mereka itu tidaklah memiliki hak satu jengkal pun dari surga, apalagi memberikannya kepada siapa saja yang ia sukai.

Mulai sekarang, bangunlah dan bacalah keterangan-keterangan tentang surga, kenalilah berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya, supaya hatimu selalu merindukannya, sehingga kau senantiasa bersungguh-sungguh untuk memenuhi harganya.

Dan sekarang juga, bacalah pembahasan tentang tingkatan-tingkatan surga. Bacalah tentang bangunan-bangunan dan kamar-kamar surga. Bacalah tentang kebun-kebun, pepohonan, tanaman, dan buah-buahannya. Bacalah tentang dipan dan kasur-kasurnya.

Bacalah tentang bidadarinya. Bacalah tentang burung, kuda, dan untanya. Bacalah tentang khamr, susu, madu, dan dagingnya. Bacalah tentang kekekalan dan keabadian nikmatnya, Walau sedetail apa pun yang kau baca tentang surga dari Al-Quran dan As-Sunnah, dan engkau sudah berusaha mengenali isinya, apa yang engkau ketahui sama sekali tidak sebanding dengan yang sebenarnya disimpan Allah luntukmu di sana nanti. Allah telah menyebutkan hal ini secara global dalam firman-Nya:

“Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan, untuk mereka, yaitu (berbagai nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As-Sajdah [32]: 17)

Barangkali, kalau di sini penulis bawakan riwayat mengenai kenikmatan yang diperoleh penduduk surga paling rendah itu lebih membuat hati pembaca mantap dan menjadikannya semakin rindu untuk menggapainya.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dengan sanadnya dari Mughirah bin Syu’bah, Rasulullah bersabda, “Musa bertanya kepada Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, siapakah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya?”

Allah berfirman, “Orang yang masuk surga setelah semua penghuni surga memasuki surga” Kemudian orang itu berkata “Wahai Rabb, bagaimana aku masuk surga sementara semuanya sudah mengambil tempat dan jatahnya masing masing?”

“Relakah kamu memiliki apa yang dimiliki seorang raja di dunia?” tanya Allah kepada orang itu.

“Tentu aku rela, ya Rabb.” jawab orang itu.

Allah pun berfirman, “Itu semua untukmu, dan ditambah dua kali lipat, tiga kali lipat, empat kali lipatnya…” Tatkala pada hitungan kelima, orang itu mengatakan, “Cukup, aku sudah ridha dengan ini semua, wahai Rabb.”

Allah berfirman, “Ini semua adalah milikmu dan engkau mendapatkan sepuluh kali lipatnya”

Musa bertanya lagi, “Wahai Rabb, lantas siapakah penduduk surga yang paling tinggi derajatnya?”

Allah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang Aku kehendaki, kemuliaan mereka Aku tanamkan dengan kedua tangan-Ku, lalu kuakhiri tempat mereka di sana, tempat itu belum pernah dilihat mata, didengar telinga, dan belum pernah terbayangkan oleh hati manusia”

Sebenarnya, yang menjadi titik perkara adalah —dalam sebagian besar kesempatan— kita terlalu sering menganggap surga sebagai hal yang remeh. Memang kita belum pernah melihatnya, bahkan kebanyakan kita belum pernah sampai tingkatan menghayati sifat-sifat surga dengan penghayata yang menjadikan hati sangat suka dengannya. Seandainya kita ketahui benar akan surga, tentu semua pengorbanan dan usaha keras guna menggapainya menjadi ringan.

Tepat benar apa yang dikatakan seseorang, “siapa saja yang mengenali apa yang ia cari, ringanlah semua ia korbankan.

Engkau telah mengetahui bukan, bahwa harga untuk membayar surga yaitu shalat Bardain? Maka sudah selayaknya kamu berusaha untuk memulai perniagaan, bersegeralah dan jangan engkau sia-siakan.

Orang-orang di sekelilingmu, ketika mereka membaca iklan di koran-koran tentang penjualan sebuah rumah, atau barangkali vila, hampir saja mata mereka copot dan hati mereka ingin lepas landas, karena saking inginnya mengetahui ruangan-ruangan bertingkat dan kamar-kamar dari vila itu.

Apalagi kalau si pemasang iklan begitu royal dalam mengumumkan iklan tersebut. Contohnya, ia gambarkan bahwa vila itu sejajar dengan pemandangan ke laut, ada taman, kolam renangnya, dilengkapi dengan 20 kamar, garasi mobil, lantainya terbuat dari marmer, dan seterusnya.

Padahal, Rabb kita dan firman-Nya memiliki permisalan yang lebih tinggi lagi (al-matsalul a’la). Demi Allah, sebagus dan seroyal apa pun penulis iklan memamerkan vila yang ia tawarkan tidak akan mampu menandingi keindahan dan keagungan pengumuman Allah tentang surga dan harganya, yang tercantum dalam Al-Quran dan ayat-ayatnya.

Barang dagangan telah ditawarkan kepadamu. Sudah begitu Allah membantu dan menunjukkanmu cara mengumpulkan harga yang harus dibayar. “… dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” (Al-Muthaffifin:26)

Penjelasan keutamaan besar shalat subuh diatas dikutip dari buku keajaiban shalat subuh yang ditulis oleh ‘Imad ‘Ali Abdus Sami’ Husain dan diterbitkan oleh WIP Publishing. Semoga menggugah semangat kita untuk menunaikan shalat subuh berjamaah secara konsisten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *