Tazkiyatun Nafs (pembersihan jiwa) merupakan bagian dari tugas utama diutusnya para nabi umat ini sebagaimana Allah firmankan seraya menyebut nikmat diutusnya beliau:
“Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta hurufdari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalarn kesesatan yang nyala.” (Al-Jumu’ah: 2)
Allah mengaitkan keberuntungan seorang hamba dengan tazkiyatun nafs setelah menyebut sebelas sumpah secara berturut-turut. Di dalam seluruh isi Al-Qur’an, tidak ada sumpah yang disebut sebanyak ini secara berturut-turut. Dia berfirman,
“Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan), demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 1-10).
Tazkiyah artinya pembersihan. Itulah kenapa sedekah harta disebut zakat, karena harta menjadi bersih dengan mengeluarkan hak Allah yang ada di dalam harta tersebut.
Setiap orang beriman tentu mengidamkan jiwanya bersih dan hatinya selamat. Dua hal tersebut adalah target hidup yang sungguh sungguh ia upayakan dan ingin ia raih. Karena, keduanya merupakan tiket kebahagiaan di dunia serta keselamatan di negeri akhirat.
Akan tetapi, proses membersihkan jiwa ini bukan perkara yang mudah karena jiwa memang condong untuk berleha-leha di dunia. Belum lagi upaya setan yang senantiasa mengajaknya bermaksiat dan menuntunnya menuju kebinasaan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang maksimal dan ilmu syar’i yang memadai untuk menggapai jiwa yang bersih.
Kadang, memetik manfaat dari kitab-kitab tentang hal-hal yang melembutkan hati karya para generasi pendahulu terbilang sulit karena satu-dua alasan. Di antara alasannya adalah sebagian besar karya tersebut terdiri dari berjilid-jilid, tebal, sulit didapatkan setiap Muslim, selain juga banyaknya hadis-hadis dhaif dan maudhu’.
Buku Tazkiyatun Nafs ini mengajak kita untuk membersihkan jiwa dari penyakit penyakit hati yang disarikan dari karya tiga ulama besar, yakni Imam Al Ghazali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dan Ibnu Rajab Al-Hanbali. Buku ini juga dilengkapi dengan tahqiq hadis dan atsar sehingga bobot ilmiahnya tidak diragukan lagi. Tidak lupa, doa-doa membersihkan jiwa juga disisipkan sehingga upaya kita meraih jiwa nan bersih semakin mungkin terwujud.
Semoga buku ini bermanfaat bagi siapapun yang menukil, menerbitkan, dan membacanya pada hari dimana harta ataupun anak tiada lagi membawa manfaat, selain siapa yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.
Review
Belum ada ulasan.